Langsung ke konten utama

Cerita Gunung Ibul


Legend Of Gunung Ibul

Once upon a time, there lived a queen named Sahibul, lived in a village called Gunung Batu. Queen Sahibul has two children named Ibul and Raden Mas Banding.

Queen Sahibul have the intention to take control of Palembang. He had the intention to master first areas close to Palembang. Sahibul queen and her two children left the
Gunung Batu went to Indra Laya. However, before getting to Indra Laya queen and her son find a suitable place to serve as a hiding place, where it is located on the banks of the river, the river kelekar. Queen sent her two children to settle there to prepare troops to attack Palembang. This place was given the name of Gunung  Ibul. The name is taken from the word mountains will remind the Queen Sahibul place of origin is the Gunung Batu, while the word Ibul taken from the name of her son Ibul, why should Ibul? because Ibul is the oldest child, older than Raden Mas Banding. Once the preparation is complete, the Queen Sahibul with children and entourage had left the place, went to Indra Laya with kelekar down the river.

After reaching Laya Indra, Indra Raja Laya know Queen Sahibul intentions. Finally the king kill the Queen Sahibul before he got to Palembang. Queen Sahibul brought back to
Gunung Ibul dann in buried there. Sahibul Queen's grave to this day remains, known as "Puyang."


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Salah Sangka (Drama)

Salah Sangka Di suatu kelas, di sebuah sekolah. Ada dua orang yang sedang asyik mengobrol di bangku kelas. Evi       : (menepak pundak Emha) “Hei Emha! Kamu sudah membayar uang kas kelas bulan ini belum?” Emha  : “Oh iya. (menepuk kepala) Aku lupa.” Evi       : “Untung ada aku yang mengingatkan. Cepat bayar, sebelum di tagih.” Emha  :  (membuka tas, mencari dompet) “Dompetku mana?” Evi       : (berteriak dan melotot) “Pasti ada yang mencuri.” Emha  : (berteriak) “Hey kalian semua! siapa yang mencuri uangku?” Evi       : “Nah iya, waktu kita sedang olahraga tadi hanya Lova lah yang tinggal di dalam kelas.” Emha  : “Benarkah?”             Emha melangkah menuju meja lova. Lova sedang duduk membaca buku. Emha  : (membentak meja) “Hey Lova! Mana dompetku ! p...

First watch a concert "WANNA ONE WORLD TOUR" ONE : THE WORLD In Jakarta

Hallo, Assalamualaikum, Anyeonghaseyo... Mau bagi pengalaman nonton konser untuk pertama kalinya, ya buat kenangan sih biar inget pernah nonton konser yang perjuangannya cukup berkesan. Konser pertama kan, semoga bisa lanjut konser-konser berikutnya. Aamiin. Perlu kenalan ga ya, kenalin aja deh siapa sih yang mau didatengin konsernya ini. Mereka terbentuk dari pilihan secara langsung, yaa idola pilihan semua orang lah. Mereka adalah idol jebolan program Produce 101 Season 2 dan mereka adalah Wannaone. Paksuuuuuu. Yaps, setelah sebelumnya mereka pernah dateng ke Indonesia buat 1st Fan Meeting di Jakarta bulan Januari 2018                  Waktu fan meeting ya mana kepikiran buat dateng hikss, akhirnya mencoba mendukung mereka lewat beli album aja, mengatasi rasa bersalah dengan beli album-album mereka. Beberapa bulan setelah fan meeting, muncul rumor kalo mereka bakal Wourld Tour, uwooo. Tapi kabarnya masih ...

Hanya Sepihak

                 Seperti teman satu kelas lainnya, aku dan dia memang akrab berteman. Selain Karena dia duduk dibelakangku, dia juga adalah seseorang yang menyenangkan jika diajak berbicara. Teman sebangkunya pun juga akrab denganku, hanya teman sebangkuku saja yang sangat dingin atau terlalu malu untuk menyapa dan bertanya. Ya… Maklum, siswa baru. Baru hamper 5 bulan duduk satu bangku, sekalipun belum pernah dia menyapa atau bertanya kepadaku. Ironis memang kedengarannya, tapi itulah kenyataanya. Tapi tak masalah memanglah sikapnya seperti itu.             Aku dan dia awalnya hanya dekat biasa, sering mengobrol karena memang dekat untuk mengobrol. Saling sapa di dunia maya, bahkan saling mengirim pesan singkat untuk sekedar menanyakan tugas ataupun pr. Namun, lama-kelamaan tak tau bagaimana karena mengalir begitu saja yang awalnya hanya berupa candaan mulai berubah menjadi kes...