Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November 14, 2012

Artikel (Minat Membaca Siswa-Siswi)

Minat membaca siswa-siswi SMAN 2 Prabumulih Membaca, tentu saja kita tidak asing   lagi dengan kata tersebut. Sejak kecil kita sudah diajarkan membaca, entah itu membaca buku pelajaran, buku dongeng, buku cerita, dan buku lainnya. Seperti yang kita ketahui membaca adalah hal yang kita lakukan sehari-hari. Membaca pun tidak hanya membaca sebuah buku. Membaca adalah hal yang di lakukan dengan cara membaca suatu rangkaian huruf yang dirangkai menjadi sebuah kata yang kemudian menjadi sebuah kalimat. Banyak hal yang kita dapatkan dari membaca, bayangkan jika kita tidak bisa membaca mungkin tidak ada yang bisa lakukan di dunia ini. Mungkin di dunia ini masih banyak orang-orang yang tidak bisa membaca, seperti orang-orang yang hidup di daerah pedalaman, pedesaan, bahkan diperkotaan sekali pun. Sangat di sayangkan rasanya jika kita melihat hal ini. Faktor yang membuat mereka tidak bisa membaca adalah karena mereka tidak mendapat pendidikan ataupun karena mereka tidak bersekolah

Artikel (Sekolah Impian Masyarakat)

Sekolah Impian Masyarakat Sekolah merupakan bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa sekolah merupakan salah satu tempat bagi para siswa untuk menuntut ilmu.   Melihat kenyatannya hingga sekarang sekolah masih dipercaya oleh sebagian besar masyarakat sebagai salah satu tempat untuk belajar, berlatih kecakapan, menyerap pendidikan, mengasah kemampuan anak, dan membantu proses mendewasakan anak. Sekolah pada umumnya terbagi menjadi beberapa tingkatan mulai dari sekolah Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA). Sekolah-sekolah tersebut merupakan sekolah biasa yang menjadi tempat untuk seseorang mengenyam pendidikan. Selain sekolah tersebut masih ada sekolah tingkatan lanjutan lainnnya seperti perguruan tingi ataupun Universitas. Di Indonesia pendidikan dasar yang harus dimiliki seseorang adalah pendidikan tingakat dasar, yai

Dialah Sahabatku (Drama)

Dialah Sahabatku             Pagi yang cerah ini, setelah aku samapai di sekolah, aku duduk   di kelas di bangkuku. Tak lama kemudian Gina teman sebangku sekaligus sahabatku datang. Dia terliahat sangat pucat dan lesu pagi ini, belum lagi matanya terlihat sembab seperti semalaman ia menangis.                 “Hai Gin, hari kenapa kamu datang agak siang? Tidak seperti biasanya”. Sapaku kepada Gina. Namun Gina tidak menjawab pertanyaanku,m ia hanya tersenyum kecil kepadaku. Entah apa yang terjadi dengan sahabatku itu tak biasanya ia begini. Semalam pun saat aku menelfonnya, handphonenya tidak aktif. Apa yangb sebenarnya terjadi dengan sahabatku itu.                 Bel masuk berbunyi, jam pelajaran pertama pun dimulai.                 “Pagi anak-anak”. Sapa bu Rani ketika ia masuk kelas. Bu Rani adalah guru Biologi yang sekaligus menjadi wali kelas kami. Semua anak menggemari pelajaran biologi terutama aku dan Gina.                 “Pagi bu...” Jawab seluruh anak di kelas

Salah Sangka (Drama)

Salah Sangka Di suatu kelas, di sebuah sekolah. Ada dua orang yang sedang asyik mengobrol di bangku kelas. Evi       : (menepak pundak Emha) “Hei Emha! Kamu sudah membayar uang kas kelas bulan ini belum?” Emha  : “Oh iya. (menepuk kepala) Aku lupa.” Evi       : “Untung ada aku yang mengingatkan. Cepat bayar, sebelum di tagih.” Emha  :  (membuka tas, mencari dompet) “Dompetku mana?” Evi       : (berteriak dan melotot) “Pasti ada yang mencuri.” Emha  : (berteriak) “Hey kalian semua! siapa yang mencuri uangku?” Evi       : “Nah iya, waktu kita sedang olahraga tadi hanya Lova lah yang tinggal di dalam kelas.” Emha  : “Benarkah?”             Emha melangkah menuju meja lova. Lova sedang duduk membaca buku. Emha  : (membentak meja) “Hey Lova! Mana dompetku ! pasti kamu mencurinya.” Lova    : (kaget dan gugup) “Dompet apa . . . ? aku tidak mencurinya.”             Evi yang mengikuti emha, mencoba menjelaskan kejadian itu. Evi       : “Sudahlah Lova, menga